Suami Istri Harus Berusaha Agar Selalu Bersama Dalam Suka Maupun Duka
Kebahagiaan suami adalah kebahagiaan istri, kesedihan suami merupakan kesedihan istri juga. Oleh karena itu, hendaknya suami istri selalu bersama dalam suka maupun duka, dengan demikian beban yang dirasakan akan terasa ringan, karena adanya kebersamaan dan seorang pendamping yang selalu menemani dalam suka maupun duka.
Sebagai teman hidup, semestinya suami istri adalah dua sahabat yang bisa berbagi dalam suka dan duka. Tapi, ternyata begitu banyak pasangan suami istri yang bahkan untuk mengungkapkan perasaan begitu susahnya, apalagi untuk bersahabat.
Sahabat adalah orang dekat dihati kita. Banyak hal-hal menyenangkan yang bisa kita dapatkan dari dia, karenanya mudah saja kita berbagi canda dan tawa dengan dirinya.
Dia adalah orang yang mudah kita ajak bicara untuk semua, atau paling tidak untuk sebagian besar masalah kita. Siap menerima semua keluh kesah kita dan acapkali memberi solusi yang terbaik untuk permasalahan yang kita hadapi.
Untuknya kitapun akan melakukan hal yang sama. Dengan rela kita sisihkan waktu untuk mendengar semua ceritanya, suka maupun duka. Bila dia perlu pertolongan, dengan atau tanpa diminta tangan kita akan terulur untuknya. Dia nyaman bersama kita dan kita pun nyaman bersamanya.
Dengan hubungan semacam itu, banyak orang yang bisa menjalani langkah hidup yang lebih baik lantaran memiliki sahabat yang selalu peduli padanya. Alangkah indahnya bila pola persahabatan semacam itu bisa diterapkan dalam kehidupan rumah tangga, suami istri adalah dua sahabat yang saling menyayangi, saling berempati, saling menerima dan memberi, dalam keadaan suka maupun duka dalam biduk rumah tangga.
“Namun sayang, tidak semua pasangan suami istri mampu menerapkan pola persahabatan seperti diatas.”
Banyak hal yang berpengaruh dalam masalah ini, kecakapan dari suami istri dalam membina persahabatan, pola komunikasi yang dikembangkan dalam rumah tangga serta model yang dianut dalam hubungan suami istri sangat mempengaruhi.
Hubungan suami istri kadang menganut model bagai hubungan antara atasan dan bawahan, manajer dan karyawan. Perasaan setara, kesamaan dan kebersamaan sebagai dasar terbentuknya persahabatan tidak ada sama sekali. Maka, jangankan berbagi cerita, mengungkapkan satu hal kecil saja sangat sulit karena adanya batasan hirarki, adanya hambatan komunikasi.
“Lalu kemana suami atau istri dapat mengungkapkan segala keluh kesahnya, gundah gulananya?”
Kalau tidak bisa menjadikan pasangan hidup sebagi sahabat, harus dipahami apa yang menjadi prinsip hidup sebagai sahabat, harus dipahami apa yang menjadi prinsip dari persahabatan.
Prinsip persahabatan antara suami istri adalah sama dengan dengan orang lain. Intinya adalah pada penerapan peinsip ukhuwah islamiyah yaitu saling membantu, saling tolong menolong, saling mengingatkan, saling menghibur, tidak mencari-cari kesalahan, dipenuhi dengan rasa saling ingin memberi dan penuh kasih sayang.
Agar pernikahan bisa memberi rasa aman dan nyaman bagi suami istri juga anak-anaknya, sudah selayaknya bila setiap pasangan suami istri terus berusaha membangun iklim persahabatan yang mesra diantara keduanya. Perjalanan tidak selamanya mulus, banyak jalan yang terjal, berliku dan berlobang, tapi kita harus yakin bahwa selama ada niat, usaha dan do’a, Insya Allah kita akan sampai ke tujuan, yaitu keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
Sumber: kesyurgabersamamu.blogspot.co.id
Sumber islamidia.com http://ift.tt/2g1w6rS
Post a Comment