Hi! Welcome Back and Stay Tune! Terlalu Megah dan Banyak Dipuji, Sunan Muria Bakar Sendiri Mesjid yang Dia Bangun - Mukah Pages : Media Marketing Make Easy With 24/7 Auto-Post System. Find Out How It Was Done!

Header Ads

Terlalu Megah dan Banyak Dipuji, Sunan Muria Bakar Sendiri Mesjid yang Dia Bangun




Di mata masyarakat sekitar, Sunan Muria dikenal sosok yang sangat sederhana dan suka berderma. Tak heran, seluruh masyarakat di sekitar masjid dan makam Sunan Muria selalu mengingat-ingat kalimat ajaran beliau yaitu, pagerono omahmu nggo mangkok yang berarti beri pagar rumahmu dengan bersedekah.

Hal tersebut sejalan dengan ajaran kitab suci Alquran yang menganjurkan umat untuk senang bersedekah supaya selamat dunia akhirat.

“Menganjurkan umat, seneng banyak sedekah sesuai dengan kemampuan jika berlebihan pemborosan. Sabar itu juga ajaran. Tidak materialistis. Sabar kesederhanaan. Ikhlas,” ungkap Mastur yang merupakan keturunan ke-15 Raden Mas Said dan juga pengurus pengurus Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria(YM2SM)kepada merdeka.com, Selasa (16/6).

Mastur mencontohkan bukti kesederhanaan dan keikhlasan Sunan Muria itu bermula membangun masjid di kawasan Pesiget, di bawah kaki Gunung Muria. Tepatnya berada di Kajar sebelum Desa Colo. Namun Sunan Muria merasa kurang nyaman. Sampai saat ini petilasan bekas pembangunan masjid masih bisa dilihat di daerah pesiget tersebut.

Kemudian, Sunan Muria membangun masjid kembali di daerah Bukit Pethoko. Lagi-lagi Sunan Muria merasa tidak betah karena di daerah situ banyak suara anjing liar menggonggong sehingga mengganggu kekhusyuan dalam mendirikan ibadah.

Termasuk di saat Sunan Muria memutuskan mendirikan masjid sekaligus tempat tinggal atau rumah beliau di Bukit Muria. Banyak orang-orang sekitar yang menjadikan kemegahan masjid sebagai bahan pergunjingan.

“Misalnya, ketika Beliau mendirikan masjid di sini banyak dipertanyakan. ‘Ngedekne masjid kok pucuk gunung tengah alas’ (mendirikan masjid kok di tengah hutan di puncak gunung). Dia menjawab ya di belakang hari akan banyak di datangi banyak orang,” ungkapnya.

Hingga akhirnya kesabaran, kepercayaan, keyakinan serta kesederhanaannya mulai diuji. Pergunjingan itu terdengar oleh Sunan Kudus. Kemudian Sunan Muria memutuskan untuk membakar masjidnya sendiri yang telah dibangun dan diganti dengan bangunan masjid sederhana.

“Ketika masjid sudah jadi dipandang dari mana-mana bagus, beliau terus dipuji teman-teman. Masjid sunan Muria kok apik (bagus dan megah). Konon dia enggak enak di hati. Kemudian dibakar habis oleh beliau sendiri terus mendirikan masjid sederhana,” ungkap Mastur.

Mastur menilai, langkah yang dilakukan oleh Sunan Muria membuktikan betapa sederhananya dirinya sebagai seorang aulia dan khalifatullah.

“Untuk menghindari takabur. Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan di masyarakat terjadi prasangka buruk dan pergunjingan,” pungkasnya.

Sumber: merdeka.com | panggilandarisurau.com








Sumber islamidia.com http://ift.tt/2dFh4Lk

No comments

Comments are welcome and encouraged on this site. Comments deemed to be spam or solely promotional will be deleted. Including link to relevant content is permitted, but comments should be relevant to the post topic.

Comments including profanity and containing language that could deemed offensive will also deleted. Please respectful toward other contributors. Thank you.