Hukum Menindik Telinga dan Hidung Bagi Perempuan
Seumpama punya anak perempuan, tetapi dia tidak mau diberi anting-anting karena tidak tega kalau telinganya dilobangi, apakah yang seperti itu boleh atau tidak?
Ulama memberikan pandangandan fatwa yang luas sebagai pedoman dan pijakan untuk menentukan sikap dan bertindak. Sebagaimana masalah melubangi telinga atau hidung baik untuk perempuan atau laki-laki seperti keterangan di bawah ini:
a. Haram mutlak, bagi anak atau orang laki-laki menindik atau melubangi hidung atau telinganya, menurut Ulama Syafi’iyah, sedangkan menurut sebagian Ulama Hanbaliyah menindik anak kecil laki-laki hukumnya makruh.
b. Mubah (boleh) bagi anak perempuan.
Menindik telinga atau hidung bagi perempuan, semua ulama tidak melarang karena hal itu ada hak baginya untuk memperindah dan menghiasi dirinya. Asalkan saat menindik tidak menimbulkan dampak negatif. Keterangan kitab I’anah At-Thalibin, Juz 4 hal 175 – 178:
”Haram mutlak menindik (melubangi) hidung, para ulama sepakat atas keharaman menindik telinga anak laki-laki yang masih kecil guna memasang anting, sedangkan pada anak perempuan yang masih kecil menurut qoul aujah juga haram sebab hal itu menyakiti sebelum ada keperluan.
Imam Zarkasyi memperlobehkannya berdasarkan hadits Ummi Zarin di dalam hadits Shahih.Fatwa-fatwa Syech Qodikhon pengikut Madzhab Hanafi, menyatakan bahwa tidak mengapa melakukan hal itu sebab pernah dilakukan pada zaman jahiliyah, sedangkan Nabi SAW tidak mengingkarinya.
Dalam kitab ri’ayah karangan pengikut madzhab Hanbali menyatakan boleh menindik anak perempuan yang masih kecil, sebab bertujuan sebagai perhiasan, sedangkan pada anak laki-laki yang masih kecil hukumnya makruh.
Perkataan Syaikhina dalam Syarah Minhaj menetapkan, diperbolehkannya itu pada anak perempuan saja tidak pada anak laki-laki, karena perhiasan itu dianjurkan bagi wanita mulai dahulu hingga sekarang dan di mana saja.
Sesungguhnya Nabi Saw Memperbolehkan permainan yang bergambar (boneka) bagi anak perempuan untuk kemaslahatannya, begitu juga menindik (boleh). Sedangkan menyakiti demi untuk perhiasan yang dapat menimbulkan rasa cinta suami pada istrinya itu sangat ringan dan tidak masalah sebab ada unsur kemaslahatan”.
Wallahu a’lam
Sumber: fiqhmenjawab.net
Sumber islamidia.com http://ift.tt/2jU8kjS
Post a Comment