Pakar Sebut Bom Nuklir Korea Utara Boleh Bunuh 90% Penduduk AS
13 Oktober 2017
Gambar hiasan (Foto: Reuters)
WASHINGTON - Kongres Washington memperingatkan bahwa Korea Utara mampu menyerang Amerika Syarikat dengan bom electromagnetic pulse (EMP) nuklir. Menurut Kongres, senjata itu dapat mematikan grid elektrik tanpa batas waktu dan membunuh 90 peratus dari jumlah orang Amerika dalam waktu satu tahun.
Dalam sebuah perjumpaan dengar pendapat di Kongres, para pakar mengatakan bahwa Korea Utara dengan mudah dapat menggunakan skenario ”kiamat” untuk mengubah bahagian AS menjadi abu.
Pentagon dan Presiden Donald Trump diminta untuk bergerak cepat guna melindungi grid tersebut. Para pakar dalam kesaksiannya di Kongres menjelaskan bahwa ledakan bom nuklir tingkat tinggi yang dikirim oleh rudal atau satelit dapat mematikan jaringan elektrik AS untuk waktu yang tidak terbatas.
”Dengan pengembangan persenjataan nuklir kecil dan rudal jarak jauh oleh musuh baru AS yang radikal, dimulai dengan Korea Utara, ancaman serangan EMP nuklir terhadap AS menjadi satu dari sedikit cara bahwa negara tersebut dapat menimbulkan kerosakan parah terhadap Amerika Syarikat,” bunyi pernyataan Komisi EMP Kongres yang menyimpulkan penjelasan para pakar.
Dalam sebuah perjumpaan dengar pendapat di Kongres, para pakar mengatakan bahwa Korea Utara dengan mudah dapat menggunakan skenario ”kiamat” untuk mengubah bahagian AS menjadi abu.
Pentagon dan Presiden Donald Trump diminta untuk bergerak cepat guna melindungi grid tersebut. Para pakar dalam kesaksiannya di Kongres menjelaskan bahwa ledakan bom nuklir tingkat tinggi yang dikirim oleh rudal atau satelit dapat mematikan jaringan elektrik AS untuk waktu yang tidak terbatas.
”Dengan pengembangan persenjataan nuklir kecil dan rudal jarak jauh oleh musuh baru AS yang radikal, dimulai dengan Korea Utara, ancaman serangan EMP nuklir terhadap AS menjadi satu dari sedikit cara bahwa negara tersebut dapat menimbulkan kerosakan parah terhadap Amerika Syarikat,” bunyi pernyataan Komisi EMP Kongres yang menyimpulkan penjelasan para pakar.
“Secara kritis, oleh kerana itu, sangat penting bahwa pimpinan menangani ancaman EMP sebagai isu kritis dan eksistensial, dan memberikan prioriti tinggi untuk memastikan pimpinan terlibat dan langkah-langkah yang diperlukan diambil untuk melindungi negara dari EMP,” lanjut pernyataan komisi tersebut, seperti dilansir dari Washington Examiner, Jumaat (13/10/2017).
William R. Graham, ketua komisi EMP sebelumnya dan mantan ketua stafnya, Peter Vincent Pry, mengatakan bahwa AS telah mengabaikan tanda peringatan tersebut selama bertahun-tahun. Menurut mereka, langkah tentera Korea Utara tahun ini harus dilihat sebagai panggilan untuk bangun.
Pentagon belum merespons peringatan dari Komisi EMP Kongres. Pentagon ketika ini masih menanti opsyen apa yang akan diambil Presiden Donald Trump terhadap Korea Utara. Ketua Pentagon, James Norman Mattis sebelumnya menginstruksikan kepada semua tentera untuk siap sedia jika Presiden Trump pada akhirnya mengambil opsyen ketenteraan.
✍ Sumber Pautan : ☕ indah.com
Kredit kepada pemilik laman asal dan sekira berminat untuk meneruskan bacaan sila klik link atau copy paste ke web server : http://ift.tt/2hDGUyH
(✿◠‿◠)✌ Mukah Pages : Pautan Viral Media Sensasi Tanpa Henti. Memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap detik tanpa henti dari pelbagai sumber. Selamat membaca dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share di media sosial anda!
Post a Comment