Media Sosial Rawan Fitnah, Lebih Berhati-hatilah Saat Mengunggah Foto
Kegelisahan yang memuncak, dirasakan Rinda terhadap ribuan foto di akun Facebook nya (FB).
Dengan berpakaian mini dan ketat, posenya diambil dibanyak lokasi tongkrongan anak muda. Kafe dan klub malam merupakan kedua lokasi terbanyak pemotretan. Apalagi polesan tebal kosmetik pada wajahnya. Kecantikannya tidak dapat ditutupi. Maklum, ia sempat menjalani profesi sebagai foto model.
Ekspresinya juga macam-macam. Mulai dari tersenyum sampai tertawa lepas. Aura seksi memancar kuat dari perempuan berdarah Manado itu. Tidak hanya sendiri tapi Ia juga berpose bersama teman-teman prianya.
Sampai setahun paska berjilbab, mantan Account Executive di sebuah perusahaan periklanan itu belum juga menghilangkan “jejak”nya. Diperlukan waktu berjam-jam untuk memilah ribuan foto yang akan dihapus.
“Banyak banget fotonya, mbak. Kalau aku tutup akun FB, sayang banget karena semua kontak temanku di situ semua,”ungkapnya saat ditemui hidayatullah.com di apartemennya.
Kekhawatiran para sahabatnya beralasan. Foto yang masih “terbuka” itu bisa membuka tabir masa lalu Rinda yang kelam. Kini, Rinda sudah menutup aurat dan berhijab.
“Kemarin aku sengaja ke warung internet (Warnet). Ngapusin foto-fotoku dulu,”kata Rinda. Terdengar nada penyesalan darinya atas keterlambatan itu.
Perempuan yang tidak memiliki laptop atau komputer itu akhirnya membulatkan diri menuju Warnet. Demi menghindari fitnah, Ia rela berjam-jam menghadap layar komputer. Satu persatu foto dihapusnya.
Sekarang perempuan berusia 26 tahun itu bisa bernapas lega. Walaupun Ia aktif juga di Path dan Instagram-jenis media sosial lainnya yang juga memfasilitasi pengunggahan foto- namun Ia lebih menjaga pose foto yang ditampilkan.
Ujungnya Minta Kenalan
Emeralda Noor Achni lebih ketat lagi menyaring foto dirinya. Pemilik akun twitter @Benefiko menceritakan pengalamannya ketika mengunggah foto di Instagram.
“Padahal saya sedang menunduk dan hanya menampilkan setengah wajah dari sisi samping,”ceritanya saat menjadi pembicara seminar Gaya Muslimah Sejati, di Gedung TK Al Azhar, Jakarta.
Ia tidak menyangka, ada ratusan orang yang me-like foto tersebut. Bahkan ada seorang pria mengirimkan pesan secara pribadi.
“Dia muji-muji foto saya. Katanya, ‘subhanallah, ukhti cantik sekali. Ujungnya juga pingin kenalan lebih jauh dan kalau bisa ketemuan,”terang ibu beranak satu itu.
Emeralda kaget mendapatkan respon semacam itu.
“Langsung saya block akun orang itu,”ucap pemilik followers Twitter lebih dari 27 ribu orang itu.
Pada dasarnya, “Visualis Dakwah” Al Fatih Studio itu tidak tebang pilih dalam berteman. Termasuk menjalin persahabatan di media sosial. Siapapun yang meng-add, langsung dikonfirmasi tanpa menyelidiki terlebih dahulu profil individu tersebut.
Sejak kejadian itu, perempuan yang akrab dipanggil “mbak Benefiko” itu tak lagi mau menampilkan foto wajahnya secara jelas. Kalaupun ada, tak hanya sendiri tapi dengan suami dan anak. Wajah Benefiko tertutupi stiker kartun bergambar kelinci.
Ada juga fotonya sedang berjalan bersama anaknya, Aqila. Namun, tampak belakang dengan jilbab menjulur lebar dan panjang.
Mudah sekali bagi setiap orang “copy-paste” secara tersembunyi terhadap setiap foto di media sosial. Benefiko menyatakan kengeriannya terhadap fantasi pria.
“Saya enggak kebayang kalau foto kita bisa membangkitkan fantasi laki-laki. Dia mikirin terus saat berbaring ditempat tidur,”tukas perempuan yang aktif berdakwah tentang hijab syar’i itu.
Arie dan Hanifa, dua kakak beradik yang sepakat untuk tidak menampilkan foto-foto mereka sama sekali dalam akun FB.
Selain akun yang didirikan oleh Mark Zuckerberg tersebut, tak ada akun pribadi di media sosial lainnya yang dimiliki. Adapun akun Twitter yang mereka besut, ditampilkan hanya untukbroadcast kegiatan Islami.
Sumber: hidayatullah.com
Sumber islamidia.com http://ift.tt/2jm3A70
Post a Comment