Ternyata, Rasulullah Melarang Meminta Oleh-oleh Dari Teman yang Sedang Berpergian
Meminta oleh-oleh ketika sahabat atau keluarga bepergian sudah seperti tradisi bagi masyarakat saat ini, “Jangan luppa oleh-olehnya ya..” adalah kalimat yang biasa terdengar ketika kita atau saudara akan bepergian.
Tapi apakah anda tahu bahwa Nabi Muhammad melarang seseorang muslim untuk meminta – minta dari orang lain, tanpa terdapat kebutuhan yang mendesak. Perbuatan meminta – minta menggambarkan perbuatan menghinakan diri kepada makhluk dan juga menampilkan terdapatnya kecendrungan kepada dunia dan juga kemauan untuk memperbanyak harta.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengabarkan barangsiapa yang melaksanakan perbuatan meminta – minta yang hina ini, hingga ia hendak tiba pada hari kiamat dalam kondisi tidak terdapat sepotong dagingpun yang menempel di wajahnya. Ini bagaikan balasan yang sesuai menurutnya kareka minimnya kerasa malu ia buat meminta – minta kepada sesama makhluk.
“Terus – menerus seorang itu suka meminta – minta kepada teman sampai pada hari kiamat ia tiba dalam kondisi di mukanya tidak terdapat sepotong dagingpun,” (HR. Al – Bukhari no. 1474 dan juga Muslim no. 1725).
“Sesungguhnya harta ini merupakan lezat dan juga manis. Hingga siapa yang menerimanya dengan hati yang baik, tentu dia hendak menemukan berkahnya. Namun, siapa yang menerimanya dengan nafsu serakah, hingga ia tidak hendak menemukan berkahnya, ia seperti orang yang makan tetapi tidak sempat terasa kenyang. dan juga tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah,” (HR. Al – Bukhari no. 1472 dan juga Muslim no. 1717).
Ringankanlah orang yang menempuh Safar karna safar merupakan potongan dari azab. Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi Saw bersabda,
”Berpergian (safar) itu merupakan sebagian dari siksa. dia membatasi seorang dari makan, minum dan juga tidurnya. hingga apabila seorang telah tuntas dari urusannya hendaklah dia lekas kembali ke keluarganya,” (HR Bukhari dan juga Muslim).
“Dikatakan penggalan dari azab, karna safar hendak meninggalkan seluruh yang dicintai,” (Fathul Bari, Ibnu Hajar).
Bisa jadi yang diartikan dicintai ini merupakan keluarga yang dia cintai, rumah yang nyaman, ibadah yang teratur, dan juga lain – lain. Sedang tiap ekspedisi tidak terdapat jaminan hendak dapat kembali, kemudian kenapa kita bebani dengan titipan dan juga amanah yang membebani.
Sekadar panduan buat yang bersafar, buat melindungi kerabat kita dari meminta, bila berkelebihan rezeki hendak lebih indah bila kita berikan sedikit oleh – oleh karna tangan di atas lebih mulia.
Dan panduan buat yang menerima oleh – oleh bersyukurlah atas tiap wujud rezeki yang didapat karna dengan bersyukur kita hendak terus menjadi menemukan nikmat yang banyak.
Sumber islamidia.com http://ift.tt/2j2zrsR
Post a Comment