Pencari Burung Walet, Petani, dan Doa "Ikut Bantu" Penyelamatan Anak di Thailand
Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis · Rabu 11 Jul 2018
(Reuters)
DUA belas anak dan remaja anggota klub sepak bola bersama seorang pelatihnya sudah berhasil diselamatkan dari dalam gua yang dilanda banjir, seperti dikukuhkan Angkatan Laut Thailand.
Di balik kerja keras para penyelam berpengalaman, petugas medis, dan tim penyelamat lainnya, berbagai kelompok masyarakat Thailand juga turut membantu secara langsung maupun tidak langsung.
Bantuan antara lain mulai dari kelompok pencari burung walet yang mengetahui rute di labirin gua, penduduk setempat yang tidak keberatan sawahnya rusak karena menampung air yang dipompa untuk mengeringkan gua, doa-doa di vihara, sampai ke para ibu yang memasak untuk orang-orang yang membantu usaha penyelamatan.
"Memang masyarakat Thailand dibangun dalam nilai-nilai sosial kerajaan sehingga hal-hal yang begini menjadi community. Thailand kan segala sesuatu berdasarkan community based, berdasarkan partisipasi rakyat semuanya," kata Dodo Sudradjat, Konselor Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok, kepada Nuraki Aziz untuk BBC News Indonesia.
"(Pemberian makanan) kan bentuk masyarakat setempat. Itu kan ciri khas masyarakat di Asia Tenggara. Termasuk di Thailand, kalau ada kemalangan-kemalangan, maka masyarakat sekitar akan memberikan apapun, makanan, kepada orang -orang yang terlibat di sekitar," tambah Dodo.
Usaha penyelamatan itu dan berbagai kegiatan di sekitarnya dibuat liputan secara meluas oleh berbagai media Thailand maupun dunia.
Media cetak, audio visual, radio, sampai ke media sosial antara lain menampilkan berbagai gambar dan foto serta kisah anak-anak ini sebelum mengalami musibah walau tidak satupun yang memperlihatkan wajah mereka saat keluar dari gua.
Soalnya peliputan sepenuhnya diatur pemerintah dan media dibatasi tidak boleh mendekati mulut gua.
"Sejak kejadian, muka-muka mereka ditampilkan, tetapi muka dalam arti potret mereka. Seluruh media, media cetak menjadikan headline, dari mulai kejadian sampai ke penyelamatan., Tetapi ketika penyelamatan, ketika mulai empat orang pertama ke luar gua, seluruh wartawan disuruh menjauh," kata Dodo.
"Ketika penyelamatan, orang dilarang untuk memfoto wajah. Wartawan disuruh menjauh supaya tidak mengganggu usaha penyelamatan. Saya kira juga ada etika untuk orang tidak memotret korban dalam keadaan apapun."
"Ini untuk tidak mengganggu proses penyelamatan kerana mereka langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat rawatan," Dodo menjelaskan lebih terperinci.
✍ Sumber Pautan : ☕ indah.com
Kredit kepada pemilik laman asal dan sekira berminat untuk meneruskan bacaan sila klik link atau copy paste ke web server : https://ift.tt/2L84sfX
(✿◠‿◠)✌ Mukah Pages : Pautan Viral Media Sensasi Tanpa Henti. Memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap detik tanpa henti dari pelbagai sumber. Selamat membaca dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share di media sosial anda!
Post a Comment