Hi! Welcome Back and Stay Tune! Gosok Gigi Antara Kebersihan dan Pahala - Mukah Pages : Media Marketing Make Easy With 24/7 Auto-Post System. Find Out How It Was Done!

Header Ads

Gosok Gigi Antara Kebersihan dan Pahala

Related image


Membersihkan gigi merupakan perkara yang lumrah kita lakukan sehari-hari. Kita pun memberikan perhatian besar dalam mengajarkan dan membiasakan anak-anak kita untuk membersihkan gigi setiap hari. Alhamdulillah, ternyata gosok gigi adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh agama Islam yang mulia ini.

Dahulu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum biasa
membersihkan gigi mereka dengan siwak. Yaitu alat penggosok gigi yang terbuat dari ranting atau akar pohon siwak. Namun, ini tidak berarti bahwa perintah membersihkan gigi hanya dengan
siwak. Boleh juga membersihkan gigi dengan selain siwak. Hal ini dikarenakan Rasulullah pernah pula membersihkan gigi beliau dengan jari ketika berwudhu, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dalam Musnad beliau.

Nah, berarti membersihkan gigi, hukum dan adabnya semisal dengan hukum dan adab bersiwak. Oleh sebab itu hendaknya kita memperhatikan adab ini ketika membersihkan gigi.

CARA MEMBERSIHKAN GIGI

Hendaknya kita membersihkan gigi dari sebelah kanan. Sebagaimana memulai dari yang kanan
untuk hal yang baik merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yang lebih bagus menggosok gigi dengan tangan kiri sebagaimana pendapat yang dinukilkan oleh Ibnu Taimiyah dari Imam Ahmad.

Hendaknya kita melakukannya dengan bersungguh-sungguh, sebagaimana Rasulullah ketika membersihkan mulut beliau yang mulia. Diriwayatkan dari shahabat Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu 'anhu bahwa beliau berkata:

“Aku pernah mendatangi Nabi, ternyata aku mendapati beliau sedang menggosok gigi dengan siwak di tangan beliau, beliau berkata, ’Uk-uk.’ Dan siwak berada dalam mulut beliau seakanakan beliau hendak muntah.” [H.R. Al Bukhari]. Disyariatkan pula untuk membersihkan lidah, sebagaimana dalam sebagian lafazh hadits tersebut dalam riwayat Muslim.

WAKTU MEMBERSIHKAN GIGI

1. Ketika akan melakukan shalat dan wudhu

Sebagaimana dalam hadits:
“Kalau bukan karena aku takut akan memberatkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat.” [H.R. Al Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]. Dalam riwayat Ahmad dan Malik, ”Dalam setiap kali wudhu.” [shahih, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani v Shahihul Jami’].

2. Ketika masuk rumah.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aisyah radhiyallahu 'anha pernah ditanya, “Apa yang dilakukan oleh Rasulullah ketika pertama kali beliau memasuki rumahnya?” Beliau menjawab, ”Bersiwak”. [H.R. Muslim].

3. Ketika bangun malam.

Dari Hudzaifah bin Al Yaman radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Adalah Rasulullah jika bangun malam beliau selalu menggosok mulut beliau dengan siwak.” [H.R. Al Bukhari].

4. Saat bau mulut berubah.

Perubahan bau mulut bisa terjadi karena beberapa hal. Di antaranya adalah perut tidak dimasuki makanan dalam waktu agak lama, pengaruh sisa makanan dalam mulut, lama tidak berbicara, dan bangun dari tidur.

Demikianlah beberapa waktu yang disyariatkan untuk menggosok gigi. Namun, hal ini bukan berarti pembatasan. Membersihkan gigi diperintahkan secara umum dalam setiap keadaan ketika dibutuhkan. Sebagaimana ditunjukkan oleh perhatian Rasulullah terhadap hal ini. Bahkan di waktu
menjelang wafatnya, beliau membersihkan mulut beliau yang mulia dengan siwak, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Bukhari dan Muslim.

Begitu besar perhatian Rasulullah ` terhadap kebersihan mulut. Tentulah kita berusaha untuk mengamalkan dan mendapatkan keutamaanya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb.” [H.R.Ahmad dari Shahabat Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwaul Ghalil no 66].
Wallahu a’lam. [Hammam].

Maraji’:
Syarhul Mumti’ ‘ala Zadil Mustaqni’, karya Syaikh Muhammad Utsaimin rahimahullah.
Taisirul ‘Alam, karya Syaikh Alu Bassam rahimahullah.

Sumber : http://www.atsar.id



via Bin Usrah

Sumber : GengViral

Sumber :

Sumber : jubahsemalam.com

✍ Sumber Pautan : ☕ Pencuri Viral

Kredit kepada pemilik laman asal dan sekira berminat untuk meneruskan bacaan sila klik link atau copy paste ke web server : http://ift.tt/2t8K1Hj

(✿◠‿◠)✌ Mukah Pages : Pautan Viral Media Sensasi Tanpa Henti. Memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap detik tanpa henti dari pelbagai sumber. Selamat membaca dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share di media sosial anda!


No comments

Comments are welcome and encouraged on this site. Comments deemed to be spam or solely promotional will be deleted. Including link to relevant content is permitted, but comments should be relevant to the post topic.

Comments including profanity and containing language that could deemed offensive will also deleted. Please respectful toward other contributors. Thank you.