Video- Satu Keluarga yang Melarikan Diri ke Hutan Masa Perang Vietnam dan Bertahan Selama 41 Tahun. Mereka ditemui di hutan belantara
9/10/17
✍ Sumber Pautan : ☕ indah.com
Kredit kepada pemilik laman asal dan sekira berminat untuk meneruskan bacaan sila klik link atau copy paste ke web server : http://ift.tt/2y7iAx3
(✿◠‿◠)✌ Mukah Pages : Pautan Viral Media Sensasi Tanpa Henti. Memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap detik tanpa henti dari pelbagai sumber. Selamat membaca dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share di media sosial anda!
Keluarga Ho bersembunyi di hutan selama 40 tahun mengelak perang. (Foto: Outdoor Revival)
SETELAH lebih dari 4 dekade lamanya satu keluarga yang terdiri dari ayah dan anak akhirnya boleh kembali melihat dunia luar. Pasangan ayah dan anak tersebut sebelumnya diketahui hidup di hutan layaknya orang suku pendalaman kerana melarikan diri dari Perang Vietnam.
Sekitar 41 tahun lalu, Ho Van Thanh yang kini berusia 82 tahun merasa hidupnya hancur ketika perang berlangsung. Sebuah bom menghantam rumah tempat tinggalnya dan membunuh isteri dan anaknya yang lain. Yang tersisa hanya Tanh dan anak laki-lakinya yang masih kecil.
Merasa putus asa dan takut kembali kehilangan satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki, Tanh kemudian memutuskan membawa puteranya ke dalam hutan. Selama puluhan tahun, mereka tak pernah berhubungan dengan manusia lain. Barulah pada 2013, ketika Vietnam telah damai keberadaan pasangan ayah dan anak itu mulai tercium.
Seorang warga tak sengaja melihat keberadaan Tanh dan anaknya. Warga yang tak disebutkan namanya itu, kemudian melaporkan penemuannya kepada polis dan pihak keselamatan. Mereka ditemukan di bahagian terpencil sebuah hutan dan tinggal di sebuah gubuk yang dibangun dari tanaman. Ketika ditemui, Tanh dalam kondisi sudah sakit-sakitan.
Lelaki yang melakukan segala cara untuk melindungi anaknya itu bahkan sudah tidak sanggup berjalan hingga harus ditandu oleh para petugas. Melansir Outdoor Revival, Isnin (9/10/2017), anak Tanh bernama Ho Van Loan dan ia dibawa ke hutan ketika baru berusia 1 tahun. Hidup di hutan, Tanh dan anaknya membuat baju dari kulit kayi kering.
Hidup jauh dari peradaban, mereka membuat peralatan sendiri untuk bertahan hidup seperti pisau dan anak panah untuk berburu hewan sebagai sumber makanan. Salah satu hewan yang sering mereka makan adalah kelelawar. Kini setelah diselamatkan, mereka masih merasa takut untuk berinteraksi dengan dunia luar.
"Mereka masih merasa takut meski sekarang keduanya tinggal di daerah terpencil. Ditatap orang saja membuat mereka terganggu. Mereka tidak tahu bagaimana cara berbicara bahasa Kinh. Mereka hanya tahu beberapa kata bahasa minoriti etnik Cor dan menggunakan bahasa tubuh untuk mengekspresikan yang mereka rasakan," ujar seorang anggota keselamatan, Le Van Vuong.
Seorang keponakan Tanh, Ho Vien Bien akhirnya kembali dipertemukan dengan pamannya. Bien mengaku, tahu jika pamannya melarikan diri ke hutan. Tapi ia tidak menyangka yang pamannya masih hidup.
"Paman saya sekarang kesukaran berbicara dan ia bahkan kerap menolak makan atau pun minum," ujar Bien.
Baik Tanh dan Loan hanya boleh berbicara dengan bahasa daerah Kor. Selama hidup di hutan, tentunya Loan tidak menempuh pendidikan formal dan membuatnya tak boleh berhitung. Mereka hidup di hutan dengan baik tanpa kekurangan makanan dan minum.
Sumber: YouTube/NTDTV
Sekitar 41 tahun lalu, Ho Van Thanh yang kini berusia 82 tahun merasa hidupnya hancur ketika perang berlangsung. Sebuah bom menghantam rumah tempat tinggalnya dan membunuh isteri dan anaknya yang lain. Yang tersisa hanya Tanh dan anak laki-lakinya yang masih kecil.
Seorang warga tak sengaja melihat keberadaan Tanh dan anaknya. Warga yang tak disebutkan namanya itu, kemudian melaporkan penemuannya kepada polis dan pihak keselamatan. Mereka ditemukan di bahagian terpencil sebuah hutan dan tinggal di sebuah gubuk yang dibangun dari tanaman. Ketika ditemui, Tanh dalam kondisi sudah sakit-sakitan.
Lelaki yang melakukan segala cara untuk melindungi anaknya itu bahkan sudah tidak sanggup berjalan hingga harus ditandu oleh para petugas. Melansir Outdoor Revival, Isnin (9/10/2017), anak Tanh bernama Ho Van Loan dan ia dibawa ke hutan ketika baru berusia 1 tahun. Hidup di hutan, Tanh dan anaknya membuat baju dari kulit kayi kering.
Hidup jauh dari peradaban, mereka membuat peralatan sendiri untuk bertahan hidup seperti pisau dan anak panah untuk berburu hewan sebagai sumber makanan. Salah satu hewan yang sering mereka makan adalah kelelawar. Kini setelah diselamatkan, mereka masih merasa takut untuk berinteraksi dengan dunia luar.
"Mereka masih merasa takut meski sekarang keduanya tinggal di daerah terpencil. Ditatap orang saja membuat mereka terganggu. Mereka tidak tahu bagaimana cara berbicara bahasa Kinh. Mereka hanya tahu beberapa kata bahasa minoriti etnik Cor dan menggunakan bahasa tubuh untuk mengekspresikan yang mereka rasakan," ujar seorang anggota keselamatan, Le Van Vuong.
Seorang keponakan Tanh, Ho Vien Bien akhirnya kembali dipertemukan dengan pamannya. Bien mengaku, tahu jika pamannya melarikan diri ke hutan. Tapi ia tidak menyangka yang pamannya masih hidup.
"Paman saya sekarang kesukaran berbicara dan ia bahkan kerap menolak makan atau pun minum," ujar Bien.
Baik Tanh dan Loan hanya boleh berbicara dengan bahasa daerah Kor. Selama hidup di hutan, tentunya Loan tidak menempuh pendidikan formal dan membuatnya tak boleh berhitung. Mereka hidup di hutan dengan baik tanpa kekurangan makanan dan minum.
Sumber: YouTube/NTDTV
✍ Sumber Pautan : ☕ indah.com
Kredit kepada pemilik laman asal dan sekira berminat untuk meneruskan bacaan sila klik link atau copy paste ke web server : http://ift.tt/2y7iAx3
(✿◠‿◠)✌ Mukah Pages : Pautan Viral Media Sensasi Tanpa Henti. Memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap detik tanpa henti dari pelbagai sumber. Selamat membaca dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share di media sosial anda!
Post a Comment