Membuka Pintu Rezeki Dengan Cara Bertawakkal Kepada Allah
Setiap orang yang terlahir di bumi ini sudah dijamin oleh Allah rezekinya. Namun, besaran rezeki yang kita dapatkan akan bergantung pada do’a dan usaha yang kita lakukan untuk membuka pintu rezeki tersebut.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Selain berdo’a dan berusaha, ada satu hal lagi yang harus kita lakukan untuk membuka pintu rezeki, yaitu bertawakkal kepada Allah. Tawakkal memiliki arti berserah diri kepada Allah atas hasil yang akan kita dapatkan dari usaha yang telah kita lakukan, dilansir darihalhalal.com.
Para ulama telah menjelaskan makna tawakal secara jelas. Di antaranya adalah Imam Al-Ghazali. Ia berkata, “Tawakal adalah penyandaran hati hanya kepada wakiil (yang ditawakali yaitu Allah) semata.” (Ihya` Ulumudi Din, 4/259).
Tawakkal yang penuh kesungguhan yang dilakukan seorang Muslim akan menjadi jalan terbukanya pintu rezeki. Dalam sebuah hadits dari Umar bin Khattab ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Tawakkal juga memiliki arti keyakinan kita bahwa tidak ada satu makhluk pun yang akan pulang dalam keadaan kenyang dan membawa rezeki, kecuali Allah telah meridhoinya untuk pulang membawa rezeki. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjanjikan kecukupan bagi manusia yang bertawakkal kepada-Nya.
Allah SWT berfirman yang artinya,
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki-Nya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq [65]: ayat 3).
Tawakkal adalah ketika kita keluar rumah untuk mencari rezeki, kemudian kita berserah diri kepada Allah bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan kita sembari tetap kita memohon ridho kepada Allah agar setiap rezeki yang ktia dapatnyak diberkahi-Nya, karena sesungguhnya Allah itu seperti apa yang disangkakan hamba-Nya.
Imam Ahmad berkata, “Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita.”
Sumber: dailymoslem.com
Sumber islamidia.com http://ift.tt/2gX7ekP
Post a Comment