Hi! Welcome Back and Stay Tune! Gaya Hidup yang Serba Instan Pembawa Petaka di Kemudian Hari - Mukah Pages : Media Marketing Make Easy With 24/7 Auto-Post System. Find Out How It Was Done!

Header Ads

Gaya Hidup yang Serba Instan Pembawa Petaka di Kemudian Hari




Sudah bukan hal yang baru lagi orang senang dengan makanan instan, karena mudah didapat dan cepat untuk disantap. Ada beraneka ragam snack yang rasanya asin dan gurih juga murah harganya.

Kebanyakan anak-anak sangat menyukai makanan kecil tersebut. Anak Anda boleh memakannya tetapi jangan keseringan karena akan ada gangguan kesehatan dibalik nikmatnyamakanan kecil itu.

Pola makan instan yang sering dikonsumsi setiap hari akan memiliki dampak buruk di kemudian hari. Pada waktu lampau, gagal ginjal hanya terjadi pada orang dewasa.

Tetapi sekarang ini orang muda juga terkena gagal ginjal. Di bawah ini adalah salah satu contoh dari pola makan instan berdasarkan kisah nyata yang menimpa seorang anak.

Dampak Dari Makanan Instan
Hal ini dialami seorang anak usia delapan tahun yang harus menjalani cuci darah. Ini semua bermula seperti yang diceritakan ibunya bahwa sejak usia empat tahun dia selalu minta dimasakkan mie instan.

Dia akan makan dengan lahap semangkok mie sampai habis dan ini bisa terulang sampai dua-tiga kali sehari. Suatu hari dia mengeluh sakit kepala yang hebat sehingga kedua orang tuanya membawa dia ke dokter.

Sewaktu diukur tekanan darahnya dokter mendapati tensi yang tidak normal dan dikategorikan sebagai penderita darah tinggi. Dokter memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih mendalam dengan mengambil sampel darahnya.

Dari hasil laboratoriun terlihat bahwa kadar ureum dan kreatininnya di atas normal. Dokter menjelaskan kepada orang tuanya bahwa anaknya mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah. Kedua orang tuanya terkejut dan sedih tidak bisa membayangkan betapa berat penderitaan hidup anaknya.

Kandungan Makanan Instan Lainnya
Pengalaman di atas dapat terjadi terhadap siapa pun. Memang betapa enak rasa mie instan, tetapi beban penderitaan yang diakibatkan dari kebiasaan mengonsumsi mie instan tidak sebanding dengan kenikmatannya.

Ada juga makanan camilan anak yang gurih rasanya banyak terkandung didalamnya bahan-bahan pengawet dan monosodium glutamate (MSG) serta juga garam yang tinggi hingga bisa mempengaruhi kerja pembuluh darah.

Sifatnya yang seperti candu membuat anak-anak tak mau berhenti makan. Lama kelamaan anak akan menderita radang tenggorokan dan tekanan darah tinggi bila sering mengonsumsinya.

Gaya Hidup yang Serba Instan Membawa Petaka
Kehidupan masyarakat kini yang lebih memilih serba praktis dan cepat akan menimbulkan gaya hidup instan. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji ataufast food biasanya terjadi di kalangan anak-anak dan orang muda.

Saat ini restoran cepat saji semakin menjamur dan banyak pengunjungnya. Walaupun harga yang dipatok cukup mahal kandungan nutrisi di dalamnya tidak dipertimbangkan dengan baik.

Sebagai contoh kegemaran makan ayam goreng tepung dengan kandungan garam yang tinggi dan gurih rasanya. Makanan ini digoreng garing dengan memakai minyak yang panas akibatnya penyakit pun antri.

Kalau sering makan bisa terkena tekanan darah tinggi dan kandungan lemak dalam darah yang tinggi (kolestrol). Perlu kesadaran pribadi bahwa nutrisi makanan cepat saji tidak lengkap, rendah serat dan lebih banyak lemak.

Gaya hidup serba instan yang tak punya cukup waktu untuk memperhatikan kesehatan tubuh akan merugikan Anda sendiri di kemudian hari.

Disiplin Diri Dengan Pola Makan Sehat
Dari pengalaman di atas Anda tahu betapa mahal harga yang harus dibayar oleh pola makan serba instan karena itu diperlukan disiplin diri untuk menjalani gaya hidup dengan pola makan sehat.

Hindari kebiasaan makan mie instan yang tidak ditambahkan kandungan serat dan protein. Bila Anda memasak mie instan buanglah air rebusan pertama.

Setelah itu masaklah air yang baru dan masukkan mie berikut campuran sayuran kol, sawi, wortel, daun bawang juga protein dari telur, ayam agar pola makan sehat dapat terpenuhi gizinya.

Mengasihi seorang anak tidaklah cukup dengan memberi apa yang mereka inginkan, tetapi ajarilah anak untuk belajar menyukai makanan yang baik bagi tubuhnya.

Sumber: keluarga.com








Sumber islamidia.com http://ift.tt/2iBZwyn

No comments

Comments are welcome and encouraged on this site. Comments deemed to be spam or solely promotional will be deleted. Including link to relevant content is permitted, but comments should be relevant to the post topic.

Comments including profanity and containing language that could deemed offensive will also deleted. Please respectful toward other contributors. Thank you.