Hi! Welcome Back and Stay Tune! Rasis, 2 Petani Ini Paksa Seorang Lelaki Berkulit Hitam Masuk ke dalam Keranda - Mukah Pages : Media Marketing Make Easy With 24/7 Auto-Post System. Find Out How It Was Done!

Header Ads

Rasis, 2 Petani Ini Paksa Seorang Lelaki Berkulit Hitam Masuk ke dalam Keranda

29 Oktober 2017

https: img-k.okeinfo.net content 2017 10 29 18 1804564 duh-bertindak-rasis-2-petani-ini-paksa-seorang-pria-berkulit-hitam-masuk-ke-dalam-peti-mati-9Ao0NQJUp3.jpg  
Mangsa dipaksa masuk ke dalam keranda  (Foto: Metro)
PRETORIA - Dua petani berkulit putih di Afrika Selatan  melakukan tindakan rasis dengan memaksa seorang petani berkulit hitam untuk masuk ke dalam sebuah keranda. Tak hanya itu, kedua petani kejam tersebut juga mengancam akan menuangkan minyak dan membakar hidup-hidup lelaki berkulit hitam itu.

Kedua petani yang melakukan tindakan keji itu  dikenali sebagai Theo Jackson dan Willem Oosthuizen. Aksi keji mereka terungkap setelah video aksi pemaksaan itu tersebar luas di media dan membuat keduanya langsung ditahan polis .

Dalam video itu, mangsa yang bernama Victor Mlotshwa, meringkuk di dalam keranda ketika seorang di antara pelaku menolaknya dengan paksa. Sementara seorang suspek  lainnya membuat ancaman. Selain mengancam akan membakar Victor hidup-hidup, kedua pelaku juga mengancam akan menaruh ular ke dalam peti itu.
White farmers who forced black man into a coffin jailed for 25 years
Theo Jackson dan Willem Oosthuizen menghadapi persidangan. (Foto: Reuters)
Sebagaimana dipetik dari Metro, Ahad (29/10/2017), akibat ulahnya itu Jackson dijatuhi hukuman 14 tahun penjara, dan Oosthuizen 11 tahun. Di awal persidangan keduanya tak mengaku bersalah dan melakukan aksi itu dilandasi rasa marah setelah Victor mencuba mencuri kabel tembaga di ladang mereka.

Namun, apapun alasannya, hal tersebut telah memancing kemarahan publik dan dianggap berpotensi memicu perpecahan. Sebagaimana diketahui, selama 23 tahun lamanya, Afrika Selatan telah berhasil mempertahankan perdamaian setelah dilanda konflik apartheid.

"Bukti di mahkamah menunjukkan bahwa telah terjadi pelanggaran yang serius. Perilaku terdakwa memicu perpecahan sosial dan ketegangan rasial,"kata pendakwa, Qgoga Mnyamezeli dalam persidangan yang dijalankan di Mahkamah Middelburg.

Setelah hakim menjatuhkan hukuman, pelaku langsung mengajukan rayuan ke Mahkamah Agung Rayuan. Peguam mereka    mengatakan bahwa hukuman tersebut terlalu keras, kerana tidak ada yang terbunuh dalam kes ini. Menteri Kehakiman Afrika Selatan, Michael Masutha menyebut bahwa hukuman itu sepadan  diterima dan boleh menjadi contoh bagi orang lain agar tidak bertindak rasis.

"Afrika Selatan tidak akan lagi berususan dengan rasisme. Apa yang mereka lakukan itu menyakitkan bagi kami," tukas Qgoga Mnyamezeli.


✍ Sumber Pautan : ☕ indah.com

Kredit kepada pemilik laman asal dan sekira berminat untuk meneruskan bacaan sila klik link atau copy paste ke web server : http://ift.tt/2xw7WyH

(✿◠‿◠)✌ Mukah Pages : Pautan Viral Media Sensasi Tanpa Henti. Memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap detik tanpa henti dari pelbagai sumber. Selamat membaca dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share di media sosial anda!


No comments

Comments are welcome and encouraged on this site. Comments deemed to be spam or solely promotional will be deleted. Including link to relevant content is permitted, but comments should be relevant to the post topic.

Comments including profanity and containing language that could deemed offensive will also deleted. Please respectful toward other contributors. Thank you.