Hi! Welcome Back and Stay Tune! Hiu Di Berau Terancam Punah Karena Perburuan, Menteri Susi Dipetisi - Mukah Pages : Media Marketing Make Easy With 24/7 Auto-Post System. Find Out How It Was Done!

Header Ads

Hiu Di Berau Terancam Punah Karena Perburuan, Menteri Susi Dipetisi

Merdeka.com – Pemkab Berau dibikin jengah dengan kegiatan perburuan, penangkapan dan penjualan hiu di perairan Berau, yang mengancam kelangsungan pariwisata dan biota laut. Sebanyak 70 ekor hiu beragam jenis yang rencananya dikirim ke Malaysia dan hingga kini belum dipulangkan kembali ke Berau, lantaran masih tertahan di Tarakan, Kalimantan Utara.

Menyikapi hal itu, Wakil Bupati Berau Agus Tantomo pun membuat petisi ke berbagai pihak. Seperti ke Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gubernur Kalimantan Utara, dan Dinas Perikanan kota Tarakan

“Ada 70 ekor hiu kami ditahan pengusaha di Tarakan, tidak bisa dikirim ke luar negeri karena balai karantina tidak mengeluarkan surat untuk dikirim dari Tarakan,” kata Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, dalam keterangan resmi dia kepada wartawan, Minggu (12/3).

“Itu setelah tahu bahwa Pemda Berau melarang penangkapan, penjualan dan ekspor hiu segala jenis dan ukuran dari perairan Berau,” ujar Agus.

Agus juga meminta dukungan semua pihak, dalam upaya Pemkab Berau menjaga wisata dan kelangsungan biota laut di perairan Berau, baik itu di Derawan, Maratua dan Kakaban.

“Saya harapkan dapatkan dukungan dari semua pihak. Saya tahu hiu ini tujuan ke Malaysia untuk dilepas kembali dalam keadaan hidup, ke perairan Malaysia dan aquarium, untuk dijadikan sebagai objek wisata,” terang Agus.

“Ini adalah usaha memindahkan objek wisata kita dari perairan Berau, Maratua, Derawan ke Malaysia. Saya menganggap luar biasa bodoh, kalau kita biarkan ini terjadi. Saya minta dukungan teman-teman soal petisi ini,” ungkap Agus.

Diketahui, sejak Agustus 2016 hingga Februari 2017, sekitar 270 hiu ragam jenis, dijual ke luar negeri. Saat ini, sekitar 70 hiu tertahan di Tarakan, saat hendak dikirim ke Denpasar, untuk selanjutnya dikirim ke luar negeri.

Dari pengusaha Tarakan, rata-rata hiu itu dibeli dengan harga Rp 4 juta – Rp 5 juta per ekor dari nelayan di perairan Berau. Petisi itu sendiri dimuat dalam laman change.org yang tersebar mulai Sabtu (11/3) kemarin. Berikut isi petisi itu :

1. Meminta dengan hormat kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, agar dapat membuat peraturan tentang perlindungan semua jenis Hiu yang ada di Indonesia, karena keberadaan hiu-hiu tersebut saat ini mulai terancam akibat aktivitas penangkapan oleh manusia untuk dijual dalam keadaan hidup, mati atau dalam bentuk olahan tertentu

2. Meminta dengan hormat kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, agar dapat melakukan kesepakatan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan untuk melindungi hiu-hiu yang ada di Indonesia, agar keberadaannya tetap terjaga dan lestari, untuk mendukung Pariwisata Bahari.

3. Meminta Gubernur Kalimantan Utara dan Walikota Tarakan untuk SEGERA memerintahkan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan, untuk segera mengembalikan hiu-hiu yang disinyalir berasal dari Berau, ke habitatnya di perairan laut Berau.

4. Meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Pemerintah Kota Tarakan dan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan agar dapat membantu Pemerintah Kabupaten Berau untuk mencegah pengiriman Hiu yang berasal dari perairan Laut Berau, apalagi banyak pelaku usaha wisata Tarakan yang memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari keberadaan objek wisata di perairan Laut Berau. [lia]

>Untuk meneruskan bacaan klik link ini http://ift.tt/2mWT0re

✍ Sumber : ☕ Siakapkeli


Mukah Pages memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap jam tanpa henti dari pelbagai sumber. Enjoy dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share!

No comments

Comments are welcome and encouraged on this site. Comments deemed to be spam or solely promotional will be deleted. Including link to relevant content is permitted, but comments should be relevant to the post topic.

Comments including profanity and containing language that could deemed offensive will also deleted. Please respectful toward other contributors. Thank you.