Ini Konsep Pendidikan Ala Gus Ipul Agar Remaja Di Surabaya Tak Nakal
Merdeka.com – Generasi muda harus mampu menjawab tantangan zaman. Untuk itu, pendidikan berkarakter harus dibentuk sejak dini dengan cara menyelaraskan pendidikan formal, informal dan nonformal seperti zaman dulu.
Itulah yang diimpikan Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul untuk dunia pendidikan Tanah Air di era modern. Paling tidak, kata dia, dunia pendidikan di Surabaya berkarakter.
Gus Ipul mengatakan, proses pendidikan berkarakter yang pernah diterapkan dahulu tak ada salahnya diadopsi di era modern. “Saya memimpikan pendidikan karakter dapat terjadi seperti zaman kita sekolah dahulu. Anak memiliki etika dan moral serta memiliki ilmu agama yang cukup,” ungkap Gus Ipul, Senin (13/3).
Ide itu pula yang dia sampaikan disampaikan saat memberikan arahan di Kongres Wilayah Jamiyatul Qurra’ Wal Huffazh di Ponpes Nurul Qur’an, Bungah, Kabupaten Gresik, Minggu kemarin (12/3). Menurutnya, konsep penggabungan ketiganya akan membentuk pendidikan karakter bagi generasi muda.
Dijelaskannya, pendidikan formal diperoleh dari bangku sekolah mulai dari sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi yang masuk sistem pendidikan di Indonesia. Sementara pendidikan informal didapat anak di lingkungan keluarga. Pada pendidikan ini, proses interaksi terjadi antara orangtua dan anak.
“Di sinilah sesungguhnya proses dibentuk karakter anak agar terjadi interaksi positif. Sedangkan, pendidikan nonformal, masih kata dia, terjadi antara sekolah dan rumah.”
Gus Ipul juga mengaku sepakat dengan jam belajar yang dimulai dari pukul 07.00 wib hingga 12.00 Wib. Setelah menjalani proses pendidikan di sekolah formal, dilanjutkan dengan menerapkan pendidikan nonformal. Kemudian pada sore harinya, anak diajarkan mengaji di rumah, maupun belajar ilmu agama di musala ataupun di masjid-masjid.
“Inilah yang akan menjaga karakter anak kita dari kenakalan remaja. Saya berharap, pendidikan karakter seperti itu bisa diterapkan di zaman modern seperti sekarang,” ungkapnya.
Gus Ipul juga meminta guru-guru penghafal Alquran untuk terus bersabar. Sebab, Pemprov Jawa Timur akan terus menyusun regulasi agar guru-guru ngaji atau ustaz mendapat insentif dari pemerintah, sama seperti guru Madrasah Diniyah (Madin).
“Hafidz-hafidzah, pada hakekatnya adalah seorang guru-guru yang memberikan ilmu pengetahuan dan agama kepada anak anak kita. Semoga kami yang ada di pemerintahan, bisa terus berjuang untuk memberikan kesejahteraan untuk semuanya,” tutupnya. [lia]
>Untuk meneruskan bacaan klik link ini http://ift.tt/2nfTrgO✍ Sumber : ☕ Siakapkeli
Mukah Pages memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap jam tanpa henti dari pelbagai sumber. Enjoy dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share!
Post a Comment