Kunjungi SIKL Kuala Lumpur, Menko PMK Beri Sumbangan 20 Komputer
Merdeka.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani melakukan diskusi tentang Kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan mengunjungi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hal ini dalam rangka kunjungan kerjanya menghadiri pembukaan Seminar Kerjasama Rantau ASEAN dalam memberantas Jinayah Seksual Kanak-Kanak yang dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Malaysia, YAB Dato Sri Mohd. Najib Tun Haji Abdul Razak.
Puan meninjau aula SIKL karena sekolah tersebut merupakan sumbangan alm Taufik Kiemas yang merupakan ayahnya. Di SIKL ini, Menko PMK juga berkesempatan memberikan sumbangan 20 buah komputer dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Anak-anak merupakan masa depan suatu bangsa dan suatu bangsa akan menjadi lebih maju manakala anak-anak tersebut mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan secara optimal dengan fasilitas yang sesuai dengan perkembangan zaman,” kata Menko PMK dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/3).
Menurut Puan, seperti anak-anak didik di dalam negeri, para siswa di luar negeri seperti di SIKL ini harus dijamin kualitasnya. Hal ini sebagai upaya menghadirkan negara bagi warganya untuk dapat mengakses pendidikan.
Menko PMK berharap agar perangkat komputer ini dioptimalkan penggunaannya oleh para siswa dan guru, khususnya untuk memperkaya dan memperdalam informasi dan ilmu pengetahuan apapun yang akan menunjang kegiatan belajar mereka.
Tak lupa, Menko PMK juga mengingatkan agar para siswa harus pintar memilah-milah informasi dan gambar yang buruk maupun yang baik. Mengingat perkembangan teknologi informasi selain memiliki dampak yang positif juga dapat membawa efek negatif.
Dalam kesempatan ini, Menko PMK didampingi Deputi Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak Kemenko PMK, Sujatmiko dan Wakil Duta Besar Indonesia, Andreano Erwin, yang saat ini sedang menjabat sebagai KUAI (Kuasa Usaha Ad Interim).
Atas permohonan para guru dan siswa, Menko PMK berjanji akan mengkoordinasikan dengan instasi terkait di Jakarta untuk mengadakan upaya perbaikan dan perluasan aula dan meminta agar diberi nama ‘Gedung Taufik Kiemas’.
Untuk diketahui, SIKL didirikan sejak tahun 1969 dan saat ini memiliki siswa berjumlah 515 orang, yang terdiri dari putra-putri para diplomat Indonesia yang bekerja di Kuala Lumpur, dan semua WNI lainnya yang mengadu nasib di Malaysia. Mereka terdiri dari siswa TK, SD sampai SMA.
SIKL juga menjadi pembina rintisan Sekolah Indonesia Johor Baru yang memiliki 208 siswa putra putri para TKI illegal dan sekolah rintisan di kota lainnya di Malaysia.
[msh]
>Untuk meneruskan bacaan klik link ini http://ift.tt/2mEembS✍ Sumber : ☕ Siakapkeli
Mukah Pages memuat-naik beraneka jenis artikel menarik setiap jam tanpa henti dari pelbagai sumber. Enjoy dan jangan lupa untuk 👍 Like & 💕 Share!
Post a Comment